Selasa, 12 Mei 2009

Tugas Patologi [masih sangat harus diperbaiki]

DIARE
Pendahuluan
Diare merupakan masalah kesehatan yang sering menimbulkan KLB (Kejadian Luar Biasa) tidak saja di negara berkembang melainkan juga di negara maju. KLB pernah terjadi di AS, Jepang, Afrika Selatan, dan Australia. Di dunia ketiga, diare menjadi penyebab kematian paling umum pada bayi.
Setiap tahun diperkirakan terdapat 4 milyar kasus diare akut. Kematian akibat diare karena infeksi berkisar 3-5 juta jiwa pertahun. Di negara maju seperti Amerika Serikat keluhan diare menempati peringkat ketiga dari daftar keluhan pasien pada ruang praktek dokter. Sementara itu di Indonesia kasus diare akut karena infeksi menduduki peringkat pertama sampai keempat diantara pasien-pasien yang berobat ke rumah sakit. Untuk negara berkembang lainnya di Asia terutama Asia Selatan dan Tenggara, Amerika Selatan dan Afrika, kejadian diare masih tinggi, walaupun usaha-usaha WHO untuk mengantisipasi hal tersebut sampai saat ini telah menunjukkan perbaikan dari tahun ke tahun.
Definisi Diare
Diare adalah sebuah penyakit di mana penderita mengalami buang air besar yang sering dan masih memiliki kandungan air berlebihan. Diare adalah penyakit yang ditandai dengan adanya perubahan bentuk dan konsistensi dari tinja yang melembek sampai mencair, seringkali disertai kejang perut. Selain itu, ditandai pula dengan peningkatan frekuensi buang air besar (kotoran) lebih dari biasanya (3 kali atau lebih dalam satu hari). Diare tak pernah pandang bulu, ia dapat menyerang siapa saja, baik pria maupun wanita, baik orang tua maupun muda.
Penderita diare juga kadang-kadang muntah. Karena itulah, diare sering disebut juga muntaber (muntah berak), muntah mencret atau muntah bocor. Kadang-kadang tinjanya juga mengandung darah atau lendir. Diare menyebabkan cairan tubuh terkuras keluar melalui tinja karena itulah tubuh menjadi kesulitan menjalankan fungsinya.

Diare diartikan sebagai buang air besar (defekasi) dengan feses berbentuk cair atau setengah cair setengah padat, dengan demikian kandungan air lebih banyak dari biasa. Menurut WHO diare adalah buang air besar encer atau cair lebih dari 3 x sehari.

Atas dasar lamanya terjadi diare dibedakan diare akut dan diare kronik. Diare akut adalah diare yang awitannya mendadak dan berlangsung singkat dalam beberapa jam atau hari, dapat sembuh kembali dalam waktu relatif singkat atau kurang dari 2 minggu. Sedangkan diare kronik adalah diare yang berlangsung lebih dari 2 minggu.

Bahaya Diare
Risiko terbesar diare adalah dehidrasi. Penderita diare akan kehilangan lima liter air setiap harinya. Bersama dengan air ini, zat mineral (elektrolit) yang penting untuk fungsi normal tubuh ikut menghilang. Elektrolit utama adalah natrium dan kalium.
Bila penderita diare mengalami dehidrasi yang parah, maka dapat menyebabkan tubuh menjadi shock (kejut) dan dapat mematikan. Dehidrasi lebih berat diderita pada balita dan anak dibandingkan orang dewasa. Diare yang berlanjut dalam jangka waktu lama dapat menyebabkan penyerapan gizi yang kurang. Ini dapat mengakibatkan wasting.
Etiologi (Penyebab Diare)
Agen penyebab diare:
Virus (penyebab diare tersering dan umumnya karena Rotavirus); dengan gejala diare akut: berak-berak air (watery), berbusa, tidak ada darah lendir, dan berbau asam.
· GE (flu perut); terbanyak karena virus.
· Bakteri; dengan gejala: berak-berak dengan darah/lendir, sakit perut. Diperlukan antibioka sebagai terapi pengobatan.
· Parasit (Giardiasis); dengan gejala: berak darah (kadang sedikit, kadang banyak) dan lendir, sakit perut. Diperlukan antiparasite.
· Parasit (cryptosporidium atau microsporidium); menyebabkan diare yang terjadi pada banyak ODHA. Kejadian infeksi parasit ini sudah menurun di AS sejak terapi antiretroviral (ARV) dipakai.
· Obat ARV; beberapa jenis obat yang dipakai oleh ODHA dapat menyebabkan diare. Hal ini sering berlaku dengan nelfinavir, ritonavir, kaletra, ddi, foskarnet, tipranavir dan interferon alfa.
· Terapi dengan pemakaian antibiotilka; penggunaan antibiotik dapat membunuh bakteri “baik” dalam perut dan usus, yang mengakibatkan diare.
· Alergi susu; diare biasanya timbul beberapa menit atau jam setelah minum susu tersebut, biasanya pada alergi susu sapi dan produk-produk yang terbuat dari susu sapi dan dapat pula disebabkan oleh ketidakmampuan mencerna produk susu (intoleransi laktosa).
· Infeksi dari bakteri atau virus yang menyertai penyakit lain; misalnya infeksi saluran kencing, infeksi telinga, campak, dan lain-lain.
· Peradangan usus; misalnya: kholera, disentri, bakteri-bakteri lain, virus, parasit (jamur, cacing, protozoa) dan lain sebagainya.
· Penyebab lain; diare juga dapat disebabkan oleh masalah pankreas, oleh stres emosi, karena kekurangan gizi (misalnya: kekurangan zat putih telur), karena keracunan makanan (baik oleh bakteri, maupun bahan kimia), atau karena imuno defisiensi.

Kondisi ini dapat merupakan gejala dari luka, penyakit, alergi (fructose, lactose), penyakit dari makanan atau kelebihan vitamin C dan biasanya disertai sakit perut, dan seringkali enek dan muntah. Ada beberapa kondisi lain yang melibatkan tapi tidak semua gejala diare, dan definisi resmi medis dari diare adalah defekasi yang melebihi 200 gram per hari.
Hal ini terjadi ketika cairan yang tidak mencukupi diserap oleh usus besar. Sebagai bagian dari proses digestasi, atau karena masukan cairan, makanan tercampur dengan sejumlah besar air. Oleh karena itu makanan yang dicerna terdiri dari cairan sebelum mencapai usus besar. Usus besar menyerap air, meninggalkan material yang lain sebagai kotoran yang setengah padat. Bila usus besar rusak atau "inflame", penyerapan tidak terjadi dan hasilnya adalah kotoran yang berair.
Diare kebanyakan disebabkan oleh beberapa infeksi virus tetapi juga seringkali akibat dari racun bakteria. Dalam kondisi hidup yang bersih dan dengan makanan mencukupi dan air tersedia, pasien yang sehat biasanya sembuh dari infeksi virus umum dalam beberapa hari dan paling lama satu minggu. Namun untuk individu yang sakit atau kurang gizi, diare dapat menyebabkan dehidrasi yang parah dan dapat mengancam-jiwa bila tanpa perawatan.
Diare dapat menjadi gejala penyakit yang lebih serius, seperti disentri, kolera atau botulisme, dan juga dapat menjadi indikasi sindrom kronis seperti penyakit Crohn. Meskipun penderita apendistis umumnya tidak mengalami diare, diare menjadi gejala umum radang usus buntu.
Diare juga dapat disebabkan oleh konsumsi alkohol yang berlebihan, terutama dalam seseorang yang tidak cukup makan.
Berbagai penyebab diare akut dapat dikelompokkan oleh karena infeksi dan non infeksi . Penyebab diare akut oleh karena infeksi saluran cerna oleh virus, bakteri, jamut , parasit. Sedangkan penyebab non infeksi diantaranya adalah pemakaian obat laksan, efek samping antibiotika, diabetes melitus, psikogen. Penyebab diare kronik antara lain intoleransi disakarida, divertikulosis, neoplasma saluran cerna, kolitis ulseratif. 
Penularan Penyakit Diare

Diare dapat menular bila terjadi kontak dengan tinja yang terinfeksi secara langsung, seperti:
Makanan dan minuman yang sudah terkontaminasi, baik yang sudah dicemari oleh serangga atau kontaminasi oleh tangan yang kotor.
Bermain dengan mainan yang terkontaminasi, apalagi pada bayi sering memasukan tangan, mainan, atau apapun ke dalam mulut.  Virus ini dapat bertahan di udara sampai beberapa hari.
Pengunaan sumber air yang sudah tercemar dan tidak memasak air dengan benar.
Pencucian dan pemakaian botol susu yang tidak bersih.
Tidak mencuci tangan dengan bersih setelah selesai buang air besar atau membersihkan tinja anak yang terinfeksi, sehingga mengkontaminasi perabotan dan alat-alat yang dipegang.

Faktor yang Mempengaruhi Diare
Faktor yang mempengaruhi diare:
Lingkungan
Gizi
Kependudukan
Pendidikan
Sosial
Ekonomi
Prilaku Masyarakat


Istilah diare :
Diare akut = kurang dari 2 minggu
Diare Persisten = lebih dari 2 minggu
Disentri = diare disertai darah dengan ataupun tanpa lendir
Kholera = diare dimana tinjanya terdapat bakteri Cholera
Tatalaksana penderita diare yang tepat dan efektif :
Tatalaksana penderita diare di rumah
Meningkatkan pemberian cairan rumah tangga (kuah sayur, air tajin, larutan gula garam, bila ada berikan oralit)
Meneruskan pemberian makanan yang lunak dan tidak merangsang serta makanan ekstra sesudah diare.
Membawa penderita diare ke sarana kesehatan bila dalam 3 hari tidak membaik atau :
1. buang air besar makin sering dan banyak sekali
2. muntah terus menerus
3. rasa haus yang nyata
4. tidak dapat minum atau makan
5. demam tinggi
6. ada darah dalam tinja

Pencegahan Diare:
 
Teruskan Pemberian Air Susu Ibu (ASI)
Perhatikan kebersihan dan gizi yang seimbang untuk  pemberian makanan pendamping ASI setelah bayi berusia 4 bulan.
Karena penularan kontak langsung dari tinja melalui tangan / serangga , maka menjaga kebersihan dengan menjadikan kebiasaan mencuci tangan untuk seluruh anggota keluarga. Cucilah tangan sebelum makan atau menyediakan makanan  untuk sikecil.
Ingat untuk menjaga kebersihan dari makanan atau minuman yang kita makan. Juga kebersihan perabotan makan ataupun alat bermain si kecil.
Berak di kakus, tidak di kali, pantai, sawah atau sembarang tempat.
Cuci tangan sebelum makan, dan sesudah buang air besar.
Minum air dan makanan yang sudah dimasak
Susui anak anda selama mungkin, di samping makanan lainnya sesuai umur.
Bayi yang minum susu botol lebih mudah diserang diare dari pada bayi yang disusui ibunya.
Tetaplah anak disusui walaupun anak menderita diare.


Siapa pun yang diare harus minum banyak cairan bening, misalnya teh, kaldu ayam, atau air soda. Ini lebih baik daripada air saja, yang tidak mengembalikan zat mineral. Kita juga dapat minum cairan elekrolit (oralit) yang dapat dibeli tanpa resep di apotek.
Perawatan untuk diare melibatkan pasien mengkonsumsi sejumlah air yang mencukupi untuk menggantikan yang hilang, lebih baik bila dicampur dengan elektrolit untuk menyediakan garam yang dibutuhkan dan sejumlah nutrisi. Untuk banyak orang, perawatan lebih lanjut dan medikasi resmi tidak dibutuhkan.
Diare di bawah ini biasanya diperlukan pengawasan medis:
· Diare pada balita
· Diare menengah atau berat pada anak-anak
· Diare yang bercampur dengan darah.
· Diare yang terus terjadi lebih dari 2 minggu.
· Diare yang disertai dengan penyakit umum lainnya seperti sakit perut, demam, kehilangan berat badan, dan lain-lain.
· Diare pada orang bepergian (kemungkinan terjadi infeksi yang eksotis seperti parasit)
· Diare dalam institusi seperti rumah sakit, perawatan anak, institut kesehatan mental.

· Caldarella, M. Visceral Sensitivity and Symptoms in Patients with Constipation- or Diarrhea-predominant Irritable Bowel Syndrome (IBS). The American Journal of Gastroenterology, Volume 100 Issue 2 Page 383 - February 2005.
· Choi, Y. Fats, Fructose May Contribute to IBS Symptoms. ACG 68th Annual Scientific Meeting: Abstract 21, presented Oct. 13, 2003; Abstract 547, presented Oct. 14, 2003.
· Van Vorous, Heather. Eating for IBS. 2000. ISBN 1-56924-600-9. Excerpted with author's permission at Help for Irritable Bowel Syndrome (see IBS Diet Section)
· Whorwell, PJ. Bran and irritable bowel syndrome: time for reappraisal. Lancet. 1994 Jul 2;344(8914):39-40.

http://id.wikipedia.org/wiki/Diare
 
 
 
Pengobatan Diare
 
Karena penyebab Diare akut / diare mendadak  tersering adalah Virus,  maka TIDAK ada pengobatan yang dapat menyembuhkan, karena biasanya akan sembuh dengan sendirinya setelah beberapa hari.  Maka pengobatan diare ini ditujukan untuk mengobati gejala yang ada dan mencegah terjadinya dehidrasi atau kurang cairan. 
 
Diare akut dapat  disembuhkan HANYA dengan meneruskan pemberian makanan seperti biasa dan minuman / cairan yang cukup saja.
 
Yang perlu diingat pengobatan BUKAN memberi obat untuk mengHENTIKAN diare, karena diare sendiri adalah suatu mekanisme pertahanan tubuh untuk mengeluarkan kontaminasi makanan dari usus.  Mencoba menghentikan diare dengan obat seperti menyumbat saluran pipa yang akan keluar dan menyebabkan aliran balik dan akan memperburuk saluran tersebut.  
 
Oleh karena proses diare ini adalah mekanisme pertahanan dari tubuh,  akan sembuh dengan sendirinya setelah beberapa hari - ( 14 hari) dimana diare makin berisi - dari air ( watery) mulai berampas, berkurang frekuensi nya dan sembuh.
 
Yang terpenting pada diare adalah mencegah dan mengatasi gejala dehidrasi.
 
 
Yang terpenting diperhatikan pada kasus diare mendadak ini adalah: 
· Ingat menHENTIkan diare virus dengan obat bukanlah jalan terbaik.  Tetapi jangan menjadi bingung bila diare tetap ada sampai beberapa hari.  Karena biasanya berlangsung beberapa hari-14 hari. Dan sembuh. Tergantung dari keadaan kesehatan anak dan banyaknya cairan yang masuk.
· Pengatasan diare adalah dengan memperhatikan adanya tanda-tanda DEHIDRASI
· Penanganan Yang terbaik adalah tetap memberikan makanan dan minum (ASI) seperti BIASA.  Bila sudah disertai muntah, untuk pengantian cairan anda dapat memberikan pedialyte ( oralit unutk anak2 dengan beberapa rasa).  Kurangi makanan yang mengandung terlalu banyak GULA.  Ingat memang tidak mudah memberikan anak cairan yang agak terasa asin ini, bahkan beberapa anak akan menolaknya.  Tapi bersabarlah dan tetap berusaha mencari jalan supaya anak dapat meminum cairan ini.
· Dan yang paling terpenting  adalah  Membuat anak kembali kemakanan padatnya (  dan / atau susu formulanya/ASI) karena ini adalah yang TERBAIK untuk mengobati diarenya.  Karena sel2 usus yang dirusak oleh virus memerlukan NUTRISI untuk pembentukan kembali.   Penelitian menyatakan bahwa pemberian makanan  seperti BIASAnya akan memperpendek masa waktu gejala dari diare ini.
 
 


Kriteria KLB/Diare :
Peningkatan kejadian kesakitan/kematian karena diare secara terus menerus selama 3 kurun waktu berturut-turut (jam, hari, minggu). - Peningkatan kejadian/kematian kasus diare 2 kali /lebih dibandingkan jumlah kesakitan/kematian karena diare yang biasa terjadi pada kurun waktu sebelumnya (jam, hari, minggu). - CFR karena diare dalam kurun waktu tertentu menunjukkan kenaikan 50% atau lebih dibandingkan priode sebelumnya.

Prosedur Penanggulangan KLB/Wabah.

1. Masa pra KLB
Informasi kemungkinan akan terjadinya KLB / wabah adalah dengan melaksanakan Sistem Kewaspadaan Dini secara cermat, selain itu melakukakukan langkah-langkh lainnya :
1. Meningkatkan kewaspadaan dini di puskesmas baik SKD, tenaga dan logistik.
2. Membentuk dan melatih TIM Gerak Cepat puskesmas.
3. Mengintensifkan penyuluhan kesehatan pada masyarakat
4. Memperbaiki kerja laboratorium
5. Meningkatkan kerjasama dengan instansi lain

Tim Gerak Cepat (TGC) :
Sekelompok tenaga kesehatan yang bertugas menyelesaikan pengamatan dan penanggulangan wabah di lapangan sesuai dengan data penderita puskesmas atau data penyelidikan epideomologis. Tugas /kegiatan :

Pengamatan :
Pencarian penderita lain yang tidak datang berobat.
Pengambilan usap dubur terhadap orang yang dicurigai terutama anggota keluarga
Pengambilan contoh air sumur, sungai, air pabrik dll yang diduga tercemari dan sebagai sumber penularan.
Pelacakan kasus untuk mencari asal usul penularan dan mengantisipasi penyebarannya
Pencegahan dehidrasi dengan pemberian oralit bagi setiap penderita yang ditemukan di lapangan.
Penyuluhahn baik perorang maupun keluarga
Membuat laporan tentang kejadian wabah dan cara penanggulangan secara lengkap

2. Pembentukan Pusat Rehidrasi
Untuk menampung penderita diare yang memerlukan perawatan dan pengobatan.
Tugas pusat rehidrasi :
Merawat dan memberikan pengobatan penderita diare yang berkunjung.
Melakukan pencatatan nama , umur, alamat lengkap, masa inkubasi, gejala diagnosa dsb.
Memberikan data penderita ke Petugas TGC
Mengatur logistik
Mengambil usap dubur penderita sebelum diterapi.
Penyuluhan bagi penderita dan keluarga
Menjaga pusat rehidrasi tidak menjadi sumber penularan (lisolisasi).
Membuat laporan harian, mingguan penderita diare yang dirawat.(yang diinfus, tdk diinfus, rawat jalan, obat yang digunakan dsb.
(lihat Lembaran Informasi (LI) 518).
Diare dapat menjadi gawat. Pastikan dokter mengetahui jika kita diare yang berlanjut lebih dari beberapa hari.
Bagaimana Diare Diobati?
1. Mengubah apa yang kita makan. Beberapa jenis makanan dapat mengakibatkan diare, dan yang lain dapat membantu menghentikannya.
Jangan makan:
· produk susu (susu atau keju)
· masakan yang digoreng
· makanan berlemak termasuk mentega, margarin, minyak atau kacang
· makanan pedas
· makanan yang mengandung banyak serat yang tidak larut. Ini termasuk buah-buahan atau sayuran mentah, roti gandum, jagung, atau kulit dan biji buahan
Sebaiknya makan:
· pisang
· nasi putih
· saus apel
· sereal
· roti tawar bakar atau biskuit kraker
· makaroni atau mie biasa
· telur rebus
· bubur gandum
· kentang rebus tumbuk
· yoghurt (walau ini produk susu, makanan ini sebagian dicernakan oleh bakteri yang dipakai untuk membuatnya)
2. Pengobatan. Obat dipakai untuk mengobati diare tergantung pada jenisnya. Dokter tidak dapat meresepkan obat tanpa dia mengetahui penyebab diare kita.
Beberapa obat dapat diperoleh tanpa resep, di antaranya ada yang sangat baik untuk diare, termasuk asam amino L-glutamin, bismuth subsalisilat, atapulgit dan loperamid.
Beberapa produk lain yang biasanya dijual untuk mengobati sembelit juga dapat membantu dengan diare. Produk ini mengandung serat larut, yang menambah besarnya kotoran dan menyerap air. Produk ini termasuk produk yang mengandung psylium.
3. Terapi alternatif untuk diare. Kapsul asidofilus (yang mengandung bakteri yang membantu) dapat memulihkan pencernaan, terutama bila kita memakai antibiotik. Beberapa macam yoghurt mengandung ‘biakan hidup’ asidofilus yang berkerja dengan cara sama.
Peppermint, jahe dan pala dianggap membantu masalah pencernaan, jadi teh peppermint atau jahe, atau soda dengan jahe adalah pilihan yang baik untuk ‘cairan bening’. Coba tambah pala pada makanan atau minuman.
Penelitian menunjukkan bahwa tambahan kalsium bantu meringankan diare pada orang yang memakai nelfinavir. Ini mungkin berhasil dengan diare yang disebabkan obat lain.
Garis Dasar
Diare adalah masalah umum untuk orang dengan HIV. Diare biasanya disebabkan infeksi pada sistem pencernaan. Stres, beberapa obat dan masalah pencernaan produk susu juga dapat menyebabkan diare.
Akibat yang paling berat adalah dehidrasi. Ini merupakan masalah lebih gawat untuk anak dibandingkan orang dewasa. Jika kita diare, kita sebaiknya minum banyak cairan bening. Kita juga dapat memakai cairan elektrolit.
Beberapa perubahan sederhana pada makanan dapat membantu diare. Begitu juga beberapa obat tanpa resep atau asidofilus.
Pastikan dokter diberi tahu jika diare berlanjut lebih dari beberapa hari.
Diperbarui 9 April 2008 berdasarkan FS 554 The AIDS Infonet 24 Agustus 2007
Diare
Jumat, 18 Mei 2007 - Dikirim oleh: admin
Rubrik : Ensik Balita




Bagaimana terjadinya diare ? 
Diare dapat ditularkan melalui tinja yang mengandung kuman penyebab diare.
Tinja tersebut dikeluarkan oleh orang sakit atau pembawa kuman yang berak di sembarang tempat.
Tinja tadi mencemari lingkungan misalnya tanah, sungai, air sumur.
Orang sehat yang menggunakan air sumur atau air sungai yang sudah tercemari, kemudian menderita diare. 

Bagaimana cara menolong diare ? 
Minumlah garam ORALIT untuk mencegah terjadinya kekurangan cairan tubuh sebagai akibat diare.
Minumkanlah cairan oralit sebanyak mungkin penderita mau.
1 bungkus kecil oralit dilarutkan ke dalam 1 gelas air masak (200 cc)
Kalau oralit tidak ada buatlah : LARUTAN GARAM GULA.
Ambillah air teh (masak) 1 gelas.
Masukkan dua sendok teh peres gula pasir, dan seujung sendok teh garam dapur.
Diaduk rata dan diberikan kepada penderita sebanyak mungkin ia mau minum.
Bila diare tak terhenti dalam sehari atau penderita lemas sekali bawalah segera ke Puskesmas. 


Mekanisme Diare Karena Patogen Enterik


Berbagai mikroba seperti bakteri, parasit, virus dan kapang bisa menyebabkan diare dan muntah.  Keracunan pangan yang menyebabkan diare dan muntah, disebabkan oleh pangan dan atau air yang terkontaminasi oleh mikroba.  Pada tulisan ini akan dijelaskan mekanisme diare dan muntah yang disebabkan oleh mikroba melalui pangan terkontaminasi. Secara klinis, istilah diare digunakan untuk menjelaskan terjadinya peningkatan likuiditas tinja yang dihubungkan dengan peningkatan berat atau volume tinja dan frekuensinya.  Seseorang dikatakan diare jika secara kuantitatif  berat tinja per-24 jam lebih dari 200 gram atau lebih dari 200 ml dengan frekuensi lebih dari tiga kali sehari.  Diare yang disebabkan oleh patogen enterik terjadi dengan beberapa mekanisme.  Beberapa patogen menstimulasi sekresi dari fluida dan elektrolit, seringkali dengan melibatkan enterotoksin yang akan menurunkan absorpsi garam dan air dan/atau meningkatkan sekresi anion aktif.  Pada kondisi diare ini tidak terjadi gap osmotic dan diarenya tidak berhubungan dengan isi usus sehingga tidak bisa dihentikan dengan puasa.  Diare jenis ini dikenal sebagai diare sekretory.  Contoh dari diare sekretori adalah kolera dan diare yang disebabkan oleh enterotoxigenic E coli. Beberapa patogen menyebabkan diare dengan meningkatkan daya dorong pada kontraksi otot, sehingga menurunkan waktu kontak antara permukaan absorpsi usus dan cairan  luminal. Peningkatan daya dorong ini mungkin secara langsung distimu-lasi oleh proses patofisiologis yang diaktivasi oleh patogen, atau oleh peningkatan tekanan luminal karena adanya akumulasi fluida.  Pada umumnya, peningkatan daya dorong tidak dianggap sebagai penyebab utama diare tetapi lebih kepada faktor tambahan yang kadang-kadang menyertai  akibat-akibat patofisiologis dari diare yang diinduksi oleh patogen.Pada beberapa diare karena infeksi, patogen menginduksi kerusakan mukosa dan menyebabkan peningkatan permeabilitas mukosa.  Sebaran, karakteristik dan daerah yang terinfeksi akan bervariasi antar organisme.  Kerusakan mukosa yang terjadi bisa berupa difusi nanah oleh pseudomembran sampai dengan luka halus yang hanya bisa dideteksi secara mikroskopik.  Kerusakan mukosa atau peningkatan permeabilitas tidak hanya menyebabkan pengeluaran cairan seperti plasma, tetapi juga mengganggu kemampuan mukosa usus untuk melakukan proses absorbsi yang efisien karena terjadinya difusi balik dari fluida dan elektrolit yang diserap.  Diare jenis ini dikenal sebagai diare eksudatif.  Penyebabnya adalah bakteri patogen penyebab infeksi yang bersifat invasive (Shigella, Salmonella). Malabsorpsi komponen nutrisi di usus halus seringkali menyertai kerusakan mucosal yang diinduksi oleh patogen.   Kegagalan pencernaan dan penyerapan karbohidrat (CHO) akan meningkat dengan hilangnya hidrolase pada   permukaan membrane mikrovillus (misalnya lactase, sukrase-isomaltase) atau kerusakan membran microvillus dari enterosit.  Peningkatan solut didalam luminal karena malabsorbsi CHO menyebabkan osmolalitas luminal meningkat dan terjadi difusi air ke luminal.  Diare jenis ini dikenal sebagai diare osmotik dan bisa dihambat dengan berpuasa.  
PATOFISIOLOGI DIARE





PATOFISIOLOGI

Pada dasarnya diare terjadi oleh karena terdapat gangguan transport terhadap air dan elektrolit di saluran cerna. Mekanisme gangguan tersebut ada 5 kemungkinan sebagai berikut :
1. Diare Osmotik
Diare osmotik dapat terjadi dalam beberapa keadaan :
1.1. Intoleransi makanan, baik sementara maupun menetap. Situasi ini timbul bila seseorang makan berbagai jenis makanan dalam jumlah yang besar sekaligus.
1.2. Waktu pengosongan lambung yang cepat
Dalam keadaan fisiologis makanan yang masuk ke lambung selalu dalam keadaan hipertonis, kemudian oleh lambung di campur dengan cairan lambung dan diaduk menjadi bahan isotonis atau hipotonis. Pada pasien yang sudah mengalami gastrektomi atau piroplasti atau gastroenterostomi, makanan yang masih hipertonik akan masuk ke usus halus akibatnya akan timbul sekresi air dan elektrolit ke usus. Keadaan ini mengakibatkan volume isi usus halus bertambah dengan tiba-tiba sehingga menimbulkan distensi usus, yang kemudian mengakibatkan diare yang berat disertai hipovolumik intravaskuler. Sindrom malabsorbsi atau kelainan proses absorbsi intestinal.
1.3. Defisiensi enzim
Contoh yang terkenal adalah defisiensi enzim laktase. Laktase adalah enzim yang disekresi oleh intestin untuk mencerna disakarida laktase menjadi monosakarida glukosa dan galaktosa. Laktase diproduksi dan disekresi oleh sel epitel usus halus sejak dalam kandungan dan diproduksi maksimum pada waktu lahir sampai umur masa anak-anak kemudian menurun sejalan dengan usia. Pada orang Eropa dan Amerika, produksi enzim laktase tetap bertahan sampai usia tua, sedang pada orang Asia, Yahudi dan Indian, produksi enzim laktase cepat menurun. Hal ini dapat menerangkan mengapa banyak orang Asia tidak tahan susu, sebaliknya orang Eropa senang minum susu.
1.4. Laksan osmotik
Berbagai laksan bila diminum dapat menarik air dari dinding usus ke lumen. Yang memiliki sifat ini adalah magnesium sulfat (garam Inggris). Beberapa karakteristik klinis diare osmotik ini adalah sebagai berikut:
- Ileum dan kolon masih mampu menyerap natrium karena natrium diserap secara aktif. Kadar natrium dalam darah cenderung tinggi, karena itu bila didapatkan pasien dehidrasi akibat laksan harus diperhatikan keadaan hipernatremia tersebut dengan memberikan dekstrose 5 %.
- Nilai pH feses menjadi bersifat asam akibat fermentasi karbohidrat oleh bakteri.
- Diare berhenti bila pasien puasa. Efek berlebihan suatu laksan (intoksikasi laksan) dapat diatasi dengan puasa 24-27 jam dan hanya diberikan cairan intravena.

2. Diare sekretorik
Pada diare jenis ini terjadi peningkatan sekresi cairan dan elektrolit. Ada 2 kemungkinan timbulnya diare sekretorik yaitu diare sekretorik aktif dan pasif.
Diare sekretorik aktif terjadi bila terdapat gangguan aliran (absorpsi) dari lumen usus ke dalam plasma atau percepatan cairan air dari plasma ke lumen. Sperti diketahui dinding usus selain mengabsorpsi air juga mengsekresi sebagai pembawa enzim. Jadi dalam keadaan fisiologi terdapat keseimbangan dimana aliran absorpsi selalu lebih banyak dari pada aliran sekresi.
Diare sekretorik pasif disebabkan oleh tekanan hidrostatik dalam jaringan karena terjadi pada ekspansi air dari jaringan ke lumen usus. Hal ini terjadi pada peninggian tekanan vena mesenterial, obstruksi sistem limfatik, iskemia usus, bahkan proses peradangan.

3. Diare akibat gangguan absorpsi elektrolit
Diare jenis ini terdapat pada penyakit celiac (gluten enteropathy) dan pada penyakit sprue tropik. Kedua penyakit ini menimbulkan diare karena adanya kerusakan di atas vili mukosa usus, sehingga terjadi gangguan absorpsi elektrolit dan air.

4. Diare akibat hipermotilitas (hiperperistaltik)
Diare ini sering terjadi pada sindrom kolon iritabel (iritatif) yang asalnya psikogen dan hipertiroidisme. Sindrom karsinoid sebagian juga disebabkan oleh hiperperistaltik.

5. Diare eksudatif
Pada penyakit kolitif ulserosa, penyakit Crohn, amebiasis, shigellosis, kampilobacter, yersinia dan infeksi yang mengenai mukosa menimbulkan peradangan dan eksudasi cairan serta mukus.
MANIFESTASI KLINIS DAN DIAGNOSIS
Tanda dan gejala diare selain berupa buang air besar cair juga dapat disertai dengan muntah, demam, nyeri perut sampai kram. Jika penyakit diare berlangsung sampai lama tanpa penanggulangan yang akurat dapat menyebabkan kematian karena kekurangan cairan yang menyebabkan renjatan hipovolumik atau gangguan biokimiawi berupa asidosis metabolik yang lanjut.
Oleh karena kehilangan cairan maka penderita merasa haus, berat badan berkurang, mata cekung, lidah / mulut kering, tulang pipi menonjol, turgor kulit berkurang, suara serak. Akibat asidosis metabolik akan menyebabkan frekuensi pernafasan cepat (pernafasan kussmaul), gangguan kardiovaskuler berupa nadi cepat, tekanan darah menurun, pucat, akral dingin kadang sianosis, aritmia jantung, anuria sampai gagal ginjal .
Pemeriksaan penunjang sangat diperlukan untuk mengetahui etiologi maupun komplikasi yang mungkin terjadi. Pemeriksaan feses lengkap dan kultur tinja diperlukan untuk mengetahui penyebab diare. Disamping laboratorium juga diperlukan pemeriksaan radiologi atau endoskopi untuk mengetahui penyebab diare lain seperti keganasan.

Daftar Pustaka
http://www.medicastore.com/diare/
http://www.infoibu.com/tipsinfosehat/diare.htm
http://www.infeksi.com/articles.php?lng=in&pg=11
Mekanisme Diare Karena Patogen Enterik  oleh   Elvira Syamsir    2008  
http://id.shvoong.com/medicine-and-health/1787161-mekanisme-diare-karena-patogen-enterik/
DAFTAR PUSTAKA
1. Park SI, Giannella RA. Approach to the adult patient with acute diarrhea. In Gastroenterology Clinics of North America. XXII (3). Philadelphia. WB Saunders.1993 : 483-97.

2. Daldiyono. Diare. Dalam : Sulaiman A, Daldyono. Akbar N (ed). Gastroenterologi Hepatologi. Infomedika Jakarta. 1990: 21-33.

3. Hendarwanto. Diare akut karena infeksi. Dalam : Suyono S, Waspaji S (ed) Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam I. Balai Penerbit FKUI.Jakarta.1996:451-7.

4. Nelwan RHH. Penatalaksanaan diare dewasa di milenium baru. Prosiding simposium Current Diagnosis and Treatment in Internal Medicine. Balai Penerbit FKUI.Jakarta.2001:49-55.

5. Ahlquist DA, Camilleri M. Diarrhea and Constipation. In : Kasper DL, Braunwald E, Fauci AS, Hauser SL (eds) Harrison’s Principles of Internal Medicine. 16th ed. Mc Graw-Hill. New York 2005 : 224-32.

6. Hasler WL, Owyang C. Approch to the patient with gastrointestinal disease . In : Kasper DL, Braunwald E, Fauci AS, Hauser SL (eds) Harrison’s Principles of Internal Medicine. 16th ed. Mc Graw-Hill. New York 2005 : 1725-9.
Diposkan oleh Pugud samodro di 09:11
http://pugud.blogspot.com/2008/05/patofisiologi-diare.html

Jumat, 08 Mei 2009

Lupus Eritematosus Sistemik

SLE (Sistemic Lupus Eritematosus)adalah suatu penyakit autoimun yang kronik dan menyerang berbagai sitem dalam tubuh. SLE menyerang perempuan kira-kira delapan kali lebih sering daripada laki-laki. SLE seringkali dimulai pada akhir masa remaja atau awal masa dewasa. Di AS, SLE menyerang perempuan Afrika Amerika tiga kali lebih sering dibandingkan perempuan Kaukasia. Jika SLE ini baru muncul pada usia 60 tahun, biasanya akan lebih mudah untuk diatasi.

Diberi nama Lupus karena sifat ruamnya yang berbentuk kupu-kupu, melintasi tonjolan hidung dan meluas pada pipi yang menyerupai gigitan serigala (lupus adalah kata dalam bahasa Latin yang berarti serigala). Apabila gangguannya hanya sebatas kulit, dinamakan Lupus diskoid.

Sendi-sendi yang paling sering terserang adalah sendi-sendi proksimal tangan, siku, bahu, lutut, dan pergelangan kaki. Manifestasi kulit mencakup ruam eritematosa yang dapat timbul pada wajah, leher, ekstremitas, atau pada tubuh. kira-kira 40% dari pasien SLE memiliki ruam khas berbentuk kupu-kupu.

Nefritis lupus timbul pada waktu antibodi antinuklear (anti-DNA) melekat pada antigennya (DNA) dan diendapkan pada glomerulus ginjal. Kira-kira 65% dari pasien SLE akan mengalami gangguan pada ginjalnya.

SLE juga dapat menyerang sistem saraf pusat maupun perifer. Antibodi terhadap untai ganda DNA (dsDNA) dan terhadap kompleks protein asam ribonukleat (RNA) yang disebut Sm, hanya ditemukan pada pasien SLE.

Aspek penting dari pencegahan serangan SLE adalah menghindari terkena sinar ultraviolet (UV). DNa yang terkena sinar ultraviolet secara normal akan bersifat antigenik, dan hal ini akan menimbulkan serangan setelah terkena sinar. Tabir surya dengan faktor proteksi 15 harus dipakai untuk menhan sinar ultraviolet

disarikan dari tulisan: "Michael A. Carter"

Minggu, 03 Mei 2009

AKU MENIKMATI HIDUPKU

Seperti sebuah kisaran, rotasi lunar pada semesta,
begitulah hidup yang kujalani.
Hanya sedikit saja berbuat,
dan akupun mendapat keberkahan.
Sebuah rahasia kehidupan yang menakjubkan!

Kini, dimanapun dan kapanpun ku berada, aku tenang.
Karena aku tahu, Ia selalu merasuki kehidupanku.

Menikmati kehidupan layaknya menikmati pemandangan alam,
bagaikan menikmati lezatnya es krim dan cokelat,
bahkan lebih daripada itu semua,
membuatku terus merasakan kenikmatan dari setiap kenikmatan.

Aku tenang dan merasa nyaman.
karena aku tahu banyak hal mengenai cara menikmati kehidupan!

Inilah surga, bukan tempat berjuang apalagi bersusah payah.
Kurasakan apa yang ingin ku rasa,
Kudapatkan apa yang ingin ku dapat!
Sebuah ungkapan yang dapat diringkas hanya dengan satu kata:
"WOW!"

Cukup, lebih dari cukup.
Sekian dan terima kasih, Anda telah berkenan membaca afirmasi saya ini.

Pengikut

Total Tayangan Halaman